Jumat, 23 Maret 2012

JIWAKU, JIWAMU, JIWA NUSANTARA

Tiga hari yang lalu masuk sebuah pesan singkat ke ponselku. Pesan singkat dari seorang penggemar fanatik salah satu grup musik legendaris Indonesia, Koes Plus, yang juga pendiri komunitas penggemar Koes Plus wilayah Surakarta.

Mr. Sunu Pribadi
20.03.12 11:56 am

Info KPFS : 1. Akan
digelar LOUNCHING
BUKU OTOBIOGRAFI
YOK KOESWOYO
Bersama Yok
Koeswoyo dan
Indonesia Band
Koes Plus-an, di
Kampoeng Ikan
Lor In Hotel Jumat
jam 20.00, 23
Maret 12 GRATIS
GRATIS, 2.
Sarasehan Musik
Dan Kebangsaan di
Kampus FKIP
Gedung Ungu
Universitas
Sebelas Maret
(UNS) Solo
bersama Yok
Koeswoyo bassis
KOES PLUS. Kamis
siang 22 Maret 12
mulai jam 14.00.

Meski belum pernah bertemu dan berbincang langsung, aku mulai mengenal beliau sejak beberapa waktu lalu karena sering mendengarkan dan “pesan lagu” di acara musik khusus lagu-lagu Koes Bersaudara/ Koes Plus di salah satu radio pemerintah wilayah lokal yang juga diasuh oleh beliau. Dan aku semakin sering mencoba berkomunikasi melalui pesan singkat dengan beliau setelah aku mulai mengerjakan sebuah project tetang grup musik Koes Plus. Aku meminta beliau untuk menjadi salah satu narasumber yang bersedia memberikan informasi yang kubutuhkan berkaitan dengan grup musik Koes Plus sehingga membantuku dalam project yang sedang kukerjakan.

Sejak tiga hari yang lalu, sebenarnya aku merencanakan sebuah pertemuan dengan beliau agar aku dapat bertemu muka sekaligus meminta secara lisan kesediaan beliau menjadi narasumber. Awalnya, aku merencanakan pertemuan berlangsung pada hari Kamis seusai acara sarasehan di kampus FKIP. Namun karena kesibukan beliau sebagai panitia acara konser Koes Plus Pembaruan yang akan digelar pada malam harinya, beliau tidak dapat hadir pada acara sarasehan. Sehingga setelah acara sarasehan selesai, aku menghubungi beliau lagi dan membuat janji untuk bertemu pada hari ini di acara launching buku karya Pak Yok Koeswoyo.

Acara sarasehan ”Musik dan Kebangsaan” bersama Pak Yok Koeswoyo di kampus ungu FKIP yang diselenggarakan kemarin, merupakan kerjasama FKIP UNS dengan KPFS (Koes Plus Fans Surakarta). Dekan FKIP yang juga seorang penggemar fanatik Koes Plus mengundang Pak Yok Koeswoyo menjadi pembicara dalam acara sarasehan di kampus FKIP. Acara sarasehan tersebut dihadiri oleh para dosen, staf, dan banyak mahasiswa dari FKIP, serta beberapa orang penggemar Koes Plus dari luar kampus.

Aku datang bersama seorang temanku pecinta musik. Kami datang terlambat dan sempat salah gedung. Saat memasuki ruang acara, kami mendapat tempat duduk di barisan belakang bersama banyak mahasiswa FKIP. Saat itu moderator sedang berbicara dan tidak lama kemudian Pak Yok Koeswoyo mulai menyapa para peserta yang hadir. Setelah berbicara beberapa kalimat, Pak Yok kemudian membawakan sebuah lagu karyanya secara akustik yang kalau aku tidak salah ingat adalah lagu ”Kita Bersaudara”.

Dalam acara itu, Pak Yok Koeswoyo banyak bercerita mengenai produktivitasnya di masa setelah tidak lagi aktif dengan kegiatan bermusik bersama Koes Plus. Pak Yok di masa sekarang ini banyak berkegiatan seni dan melakukan perenungan terhadap keadaan bangsa yang bisa dikatakan semakin terpuruk. Dalam acara sarasehan tersebut, para peserta yang hadir juga diberikan kesempatan untuk bertanya mengenai hal apa saja kepada Pak Yok. Peserta yang bertanya mendapat kenang-kenangan sebuah CD berisi lagu ”Pembuka” karya Pak Yok yang lirik lagunya merupakan terjemahan bahasa Indonesia dari salah satu surat yang menjadi pembuka sekaligus induk surat dalam Qur’an. Lewat seni, Pak Yok terus mendidik masyarakat agar menjadi bangsa yang lebih baik tanpa memandang perbedaan yang ada. Pak Yok juga menceritakan pengalamannya datang ke gedung DPR RI di Senayan beberapa waktu lalu untuk menyuarakan kegelisahannya terhadap keadaan bangsa saat ini dan menyanyikan lagu karyanya di hadapan banyak kru media massa. Banyak pengalaman dan filosofi hidup yang diajarkan oleh Pak Yok kepada para peserta dalam acara sarasehan kemarin.

Setelah acara selesai, banyak dari para peserta yang menyempatkan diri untuk bersalaman, meminta tanda tangan, berfoto, bahkan mewawancarai Pak Yok Koeswoyo. Aku pun sempat bersalaman dan berfoto bersama Pak Yok sebelum kemudian Pak Yok berjalan di bawah payung meninggalkan gedung FKIP dan masuk menuju mobil yang membawanya di bawah terpaan gerimis sore kemarin. Ini menjadi interaksi pertamaku dengan salah satu personel legenda grup musik Indonesia, Koes Plus.


***

Setelah acara sarasehan kemarin, saat aku diajak melayat ke sebuah rumah duka di mana ayah seorang teman kuliahku yang meninggal dunia disemayamkan, aku sempat bertemu salah seorang temanku yang lain dan memberitahunya perihal acara launching buku Pak Yok Koeswoyo yang akan berlangsung malam ini. Temanku tertarik dan berencana datang karena hari ini adalah hari libur. Temanku itu sedang menyelesaikan project novel grafis untuk Tugas Akhirnya tentang seorang penyair sekaligus tokoh pergerakan demokrasi dan hak asasi manusia dari Solo ”yang hilang” hingga sekarang. Kami kemudian membuat janji untuk langsung bertemu di tempat diselenggarakannya acara launching buku hari ini.

Aku datang lebih dulu karena temanku ada keperluan yang harus diselesaikannya terlebih dahulu. Saat hampir tiba di lokasi acara yang pintu masuknya berada di pintu paling barat area hotel tersebut, aku yang mengendarai motor kemudian berhenti. Pintu tempat aku masuk tersebut sepertinya bukan pintu untuk tamu hotel, melainkan pintu khusus untuk keperluan intern hotel. Dan memang tempat diselenggarakannya acara peluncuran buku berada di area paling ujung dan paling belakang kawasan hotel tersebut.

Aku membawa motorku pelan ke arah pos keamanan yang dijaga oleh seorang petugas keamanan hotel.

Mau ke mana, mas?” petugas berbadan kekar itu menghampiriku sambil memperhatikan tas yang kugendong yang kebetulan berukuran cukup besar.

Mau Koes Plus-an di Kampoeng Ikan, pak!” jawabku.

Setelah memintaku untuk membuka tas, memeriksa isinya, serta bertanya lebih lanjut mengenai tujuanku datang ke sana, petugas itu memberitahukan kepadaku arah menuju lokasi yang akan kutuju. Segera aku memacu motor dan melewati jalan yang gelap karena cahaya lampu terhalang oleh lebatnya tanaman yang ada di kawasan tersebut.

Tiba di lokasi acara, aku segera memilih tempat duduk. Aku duduk sendiri di satu meja kecil melingkar yang kursinya masih kosong. Meja itu berada di deretan belakang di pendapa yang berada satu atap dengan panggung acara. Aku kemudian menghubungi narasumber yang juga menjadi panitia acara peluncuran buku yang mana aku akan meminta bantuan beliau terkait informasi tentang grup musik Koes Plus. Tidak berapa lama kemudian beliau menghampiriku. Lalu kami saling berbincang. Aku menjelaskan maksudku. Akhirnya, beliau bersedia membantuku jika aku membutuhkan bantuan beliau. Kemudian aku meminta alamat rumah beliau untuk pertemuan selanjutnya dan mengadakan wawancara untuk keperluan penggalian informasi lebih lanjut terkait project yang sedang aku kerjakan. Karena kesibukan beliau dalam kepanitiaan acara tersebut, kemudian beliau memintaku untuk bergabung bersama beliau di meja kepanitiaan. Namun karena aku sedang menunggu seorang temanku, aku memutuskan untuk tetap di tempatku.

Temanku datang bersama gadisnya. Mereka harus berjalan cukup jauh karena mereka masuk melalui pintu tamu hotel dan parkir di lokasi parkir yang cukup jauh dari lokasi acara. Kami bertiga duduk di meja di mana pertama tadi aku datang, kemudian duduk pula seorang pria penggemar Koes Plus dari Mojosongo yang berusia sekitar 30-an tahun di meja yang sama tempat kami duduk.

Sama seperti acara sarasehan di kampus FKIP kemarin, acara peluncuran buku hari ini berlangsung sangat meriah. Namun, acara kali ini jauh dari kesan ”formal kampus” yang kaku dan membosankan. Acara hari ini berlangsung cair dan lebih menyenangkan.

Indonesia Band Koes Plus-an memainkan beberapa lagu Koes Plus sebagai pembuka. Kemudian pada acara puncak, sebelum me-launching buku karyanya, Pak Yok Koeswoyo bercerita seputar buku tersebut dan pengalaman-pengalamannya. Sesi tanya jawab dan pemberian kenang-kenangan berupa CD single untuk hadirin yang telah bertanya pun diadakan, sama seperti saat acara sarasehan di FKIP UNS kemarin.

Pada acara tersebut, Pak Yok juga memainkan beberapa lagu karyanya secara akustik. Penonton yang hadir pun meminta Pak Yok menyanyikan beberapa lagu Koes Plus bersama iringan Indonesia Band Koes Plus-an. Saat itulah kemudian hadirin yang datang ikut larut dan memanfaatkan momen yang ada untuk bernyanyi dan berfoto bersama Pak Yok Koeswoyo. Aku dan temanku tak ketinggalan, begitu juga dengan seorang pria yang duduk semeja dengan kami.

Setelah penonton selesai bernostalgia bersama Pak Yok, Indonesia Band tampil lagi membawakan lagu-lagu lain dari Koes Plus. Pak Yok turun dan menuju ke belakang panggung. Saat di belakang panggung pun masih ada beberapa penggemar yang meminta Pak Yok untuk berfoto bersama. Aku yang juga pada saat itu membeli buku karya Pak Yok, mengajak temanku ke belakang panggung menemui Pak Yok untuk meminta tanda tangan.

Pak Yok, saya boleh minta tanda tangannya?” aku berbicara kepada Pak Yok yang kebetulan selesai berfoto bersama penggemar di belakang panggung.

Oh iya, boleh! Boleh! Di sana saja!” sahut Pak Yok kemudian mengajakku ke tempat duduknya di belakang panggung di mana penerangan lampunya lebih baik, sambil membawa buku karyanya yang tadi aku beli.

Minta tanda tangan, boleh! Ora dicekel pulisi, kok! Di mana? Di sini?” Pak Yok berceloteh sambil membuka belakang halaman sampul depan buku yang dipegangnya.

Di sini saja, Pak!” aku memberitahu halaman yang akan ditandatangani oleh Pak Yok, yakni halaman pertama buku yang memuat nama Pak Yok dan judul buku tersebut, Jiwaku, Jiwamu, Jiwa Nusantara.

Ini bukunya untuk siapa?

Untuk saya, Pak!

Siapa nama kamu?

Dimanuga, Pak! D – I – M – A – N – U – G – A!

Begini?

Iya, Pak!

Sekarang tanggal... ini, begini... nah, sudah!

Iya, terima kasih, Pak Yok!

Kembali kasih!

Hmm... sekalian, boleh minta foto lagi, Pak Yok?

Wooh, minta foto, boleeh! Minta foto ora dicekel pulisi juga, kok! Di mana? Di sini saja!” sambil meletakkan pipa rokok yang sejak tadi dipegang ke atas meja dan menyuruh aku serta temanku duduk di kanan-kiri sandaran tangan dari kursi yang diduduki Pak Yok. Temanku yang sejak tadi mengambil gambar dengan kamera ponselnya, ikut duduk untuk berfoto karena ponsel kameranya kali ini digunakan oleh asisten Pak Yok untuk mengambil gambar kami bertiga.


Setelah berfoto, seseorang dari KPFS menanyai kami dan terjadi perbincangan singkat di antara kami. Aku juga sempat mengutarakan maksudku yang berkaitan dengan project yang sedang aku kerjakan kepada Pak Yok, juga kepada beberapa orang dari KPFS yang ada di sana.

Begini Pak, saya akan membuat komik tentang Koes Plus untuk Tugas Akhir kuliah saya,” aku mengutarakan maksudku kepada Pak Yok dan beberapa orang yang ada di sana.

Oh iya, lanjutkan!” Pak Yok menjawab spontan.

Selesai berbincang, aku dan temanku berpamitan, menyalami semua yang ada di sana, termasuk Pak Yok, dan tak lupa mengucapkan terima kasih. Aku dan temanku yang hari ini mengajak gadisnya, kemudian memutuskan untuk pulang. Kami meninggalkan lokasi acara setelah aku berpamitan kepada narasumber yang mana aku meminta bantuan beliau terkait penggalian informasi mengenai grup musik Koes Plus.

Satu lagi kenangan dan pengalaman berharga yang tidak akan pernah ”hilang tak berkesan”.


Dimanuga
Jumat, 23 Maret 2012